您的当前位置:首页 > 热点 > Daya Beli Lemah Meski Neraca Perdagangan Indonesia Surplus, Ekonom Ungkap Penyebabnya 正文
时间:2025-06-13 05:05:55 来源:网络整理 编辑:热点
JAKARTA, DISWAY.ID --Neraca Perdagangan Indonesia hingga saat ini masih terus menunjukkan performa y quickq.io安卓版
JAKARTA,quickq.io安卓版 DISWAY.ID --Neraca Perdagangan Indonesia hingga saat ini masih terus menunjukkan performa yang positif.
Pada September 2024 ini, Neraca Perdagangan Indonesia telah sukses mencatatkan surplus sebesar 3,26 miliar dolar.
Pencapaian tersebut menjadi penanda perpanjangan surplus neraca perdagangan Indonesia menjadi 53 bulan secara berturut-turut sejak Mei 2020.
BACA JUGA:Veronica Tan Dilirik Prabowo Jadi Menteri PPPA, Ternyata Punya Yayasan Anak Rusun hingga Platform Home and Baby Care
BACA JUGA:Kasus Kematian Dokter PPDS FK Undip Naik Penyidikan, tapi Belum Ada Tersangka
Kendati begitu, surplus 53 bulan tersebut juga diiringi dengan penurunan daya beli masyarakat. Tidak ayal situasi ini menimbulkan pertanyaan besar tentang keseimbangan ekonomi Indonesia.
"Surplus perdagangan sering dilihat sebagai sinyal positif, karena menunjukkan bahwa ekspor lebih besar daripada impor, yang bisa berarti ekonomi berjalan baik," kata Ekonom sekaligus Dosen Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta, Achmad Nur Hidayat, ketika dihubungi oleh Disway pada Rabu 16 Oktober 2024.
Namun, kata Achmad Nur Hidayat, dalam konteks ini, daya beli masyarakat yang turun menunjukkan bahwa manfaat dari surplus tersebut tidak dirasakan oleh masyarakat luas.
Achmad menambahkan bahwa ada beberapa alasan mengapa surplus ini tidak berdampak secara langsung pada peningkatan daya beli.
BACA JUGA:UMKM Masih Sering Terkendala Pembiayaan, KemenKopUKM Ungkap Strategi Alternatif
BACA JUGA:Berada di Level yang Baik, Menko Airlangga Ungkap Perekonomian Indonesia Terkendali
Salah satunya adalah komposisi ekspor Indonesia yang masih didominasi oleh komoditas mentah, seperti bahan bakar mineral, minyak sawit, dan logam.
"Ketergantungan pada sektor ini membuat surplus rentan terhadap fluktuasi harga komoditas global dan tidak selalu mengalir ke sektor yang langsung berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat," jelas Achmad.
Selain itu, Achmad juga menambahkan bahwa penurunan impor barang konsumsi dan modal bisa menjadi indikasi bahwa permintaan domestik melemah, yang dapat berdampak pada penurunan investasi dan konsumsi rumah tangga.
Kuasa Hukum Kaesang Tegaskan Tak Ada Niat Ulur Waktu Klarifikasi2025-06-13 04:57
Pramono Anung Sambut Baik Peluncuran Layanan QRIS TAP2025-06-13 04:50
Amnesty International: Pemulangan Mary Jane Jadi Momen Penghapusan Hukuman Mati di Indonesia2025-06-13 04:43
Wagub Jakarta Rano Karno Minta Warga Waspadai DBD2025-06-13 04:26
Emas Jadi Buruan, Saham Emiten Ini Bisa Sangat Berkilau2025-06-13 04:14
390 Ribu Orang Kunjungi Ancol Selama Libur Lebaran 2025, Pantai Masih Jadi Favorit2025-06-13 04:08
Terminal Pulo Gebang Buka Posko bersama untuk Mudik Lebaran 20252025-06-13 03:34
7 Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Kurma, Superfood Kaya Manfaat2025-06-13 03:27
Premi Baru Rp150 Miliar dalam 6 Tahun, Pemerintah Siapkan Skema Parametrik2025-06-13 03:07
Ilmuwan Asal India Hidup Dengan 5 Ginjal di Tubuhnya2025-06-13 02:48
Kerugian Negara Rp6,7 Triliun Berhasil Terselamatkan Selama 3 Bulan Kepemimpinan Prabowo2025-06-13 04:45
Halal Bihalal Berujung 'Sidang', Gubernur Pramono Tanya Biang Kerok Performa Persija Jeblok2025-06-13 04:35
Heroik! Petugas Damkar DKI On Call, Rela Tak Cuti Lebaran Demi Amankan Mudik2025-06-13 03:51
Orang Jepang Tak Suka ke Luar Negeri, Cuma 17,5% Warga Punya Paspor2025-06-13 03:43
Elon Musk Mengonfirmasi Robotaxi Diluncurkan 22 Juni 20252025-06-13 03:40
Awas Serangan Jantung Saat Olahraga Bisa Terjadi, Ini Penyebabnya2025-06-13 03:24
Prabowo Tegur Keras Gus Miftah Usai Olok2025-06-13 03:11
Viral Penipuan Atas Nama Program Makan Bergizi Gratis, BGN: Laporkan ke Polisi2025-06-13 02:48
Program OASIS Schoolyards oleh MilkLife dan R2025-06-13 02:48
Ini 4 Cara Mencegah Ular Kobra Masuk ke Rumah2025-06-13 02:46